Adat budaya indonesia seperti upacara sekaten merupakan tradisi turun temurun dari nenek luhur untuk mewariskan apa yang telah mereka lakukan sejak dahulu.
Pengertian Sekaten atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatein) adalah acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad s.a.w. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun Yogyakarta (dan juga di alun-alun Surakarta secara bersamaan). Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.
Dinamakan Syahadatain (2 kalimat syahadat), karena perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW pada zaman dahulu diadakan di masjid Demak, sehingga para pengunjung yang datang diwajibkan membaca dua kalimat Syahadat. Maka, keramiaan itu kemudian terkenal dengan syahadatan atau syahadatein, yang kini lalu menjadi kata sekaten (syahadatein).
Adat Budaya Indonesia yang ada dibali salah satunya upacara ngaben. Pengertian upacara ngaben adalah upacara adat umat hindu untuk menyemayamkan orang yang sudah meninggal yang bertujuan untuk menyucikan jiwa (roh).
Proses berjalanya upacara ngaben sebagai berikut :
- Memandikan jenazah yang disebut dengan nyiramin layon(maaf fotonya ga ada, soalnya ada foto jenazahnya. Ntar malah jadi serem). Setelah selesai memandikan, jenazahnya dirias selayaknya orang masih hidup dengan mengenakan pakaian adat bali lengkap beserta perhiasan dan wangi-wangian
- Membalutkan jenazah dengan kain kavan.
- Menempatkan jenazah pada tempat yang orang bali sering sebut wadah.
- Mengarak wadah memutar-mutar sebanyak tiga kali, sebagai symbol perjalanan roh kedunia yang berbeda. beserta lembu(digunakan untuk menempatkan jenazah setelah sampai di pemakaman) diringi dengan gamelan dan kidung.
- Setelah itu sesampai ditempat pemakaman, jenazah diturunkan dari wadah lalu dipindahkan ke dalam lembu.
- Setelah itu jenazah diberikan doa-doa untuk menghantarkannya ke pintu Tuhan.
- Jenazah dibeserta lembu dan wadah dibakar hingga menjadi abu.
- Lalu abu itu dikumpulkan dan di hias dengan bunga, kain. Pokoknya abu itu dibentuk sebagaiman bentuk tubuh manusia.
Upacara adat memang banyak dan beragam di wilaya indonesia salah satunya di daerah bali ini yang sangat terkenal oleh manca negara dan para wisatawan sangat tertarik untuk melihat proses upacara tersebut.
Pengertian Nyepi adalah sebuah sebuah konsep Budaya yang dijiwai Agama Hindu yaitu sebagai wujud keselarasan manusia dengan alam. Hari Raya Nyepi dilaksanakan setiap tahun sekali yaitu pada Penanggal Apisan Sasih Kedasa atau sehari setelah bulan mati (tilem) dalam kalender Bali.
Bagaimana pelaksanaannya?
Pada pelaksanaannya, masing-masih daerah di bali tidaklah sama. Semisal dalam pembuatan ogoh-ogoh tidak semua desa adat membuat ogoh-ogoh untuk menyambut hari Raya Nyepi. Namun Makna yang terkandung dalam perayaan nyepi adalah sama. Yaitu kita melakukan apa yang disebut dengan Catur Brata Penyepian (Empat jenis Tapa Brata dalam Hari Raya Nyepi)
Yang pertama adalah Amati Gni.
Amati gni disni adalah kita yang merayakan nyepi tidak diperbolehkan menyalakan api. Api disini lebih ditekankan pada api yang ada dalam diri, yaitu api yang dapat membakar nurani dan pikiran sadar seperti marah atau iri-hati dan berfikiran tidak baik. Karena kita tahu, penyebab ke tidak harmonisan dalam hidup disebabkan oleh sifat marah atau iri dengki. Untuk itu, masyarakat melakukan amati geni dengan wujud tidak menyalakan api.
Yang kedua adalah Amati Karya.
Amati Karya artinya tidak boleh bekerja. Kenapa demikian? Selama setahun penuh kita menjalani hidup, banyak yang telah dialami yang tentunya akan menggeser pikiran kita untuk meraih tujuan utama yaitu Tuhan. Lalu apa hubungannya pikiran dengan amati Karya? Dalam melaksanakan amati karya ini, kita di tekankan untuk tidak bekerja. Artinya dengan tidak bekerja maka kita bisa merenung dan mengintospeksi diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat selama ini, selain itu kita diajarkan untuk mengistirahatkan pikiran, agar tahun depan bisa lebih baik dan bijaksana dalam bertindak.
Satu hal penting yang tersirat dalam amati karya adalah dengan tidak bekerja selama sehari, maka alam ini dapat bernafas lega. Alam dapat memproduksi udara segar untuk kita keesokan harinya.
Yang ketiga adalah amati Lelungan.
Amati Lelungan artinya kita tidak diperkenankan melakukan perjalanan atau melancong. Mengapa? Dengan tidak melancong atau bepergian, maka alam akan tenang dari gangguan hidup manusia yang sehari-hari mengotori bumi pertiwi ini. Ini adalah suatu permohonan maaf terhadap Bumi karena selama hidup ini manusia tidak dapat hidup jika tidak merusak alam.
Yang keempat adalah amati Lelangunan.
Amati lelangunan artinya tidak diperkenankan untuk menghibur diri. Jika manusia larut dalam hiburan, maka mereka akan lupa tujuan hidup yang utama, yaitu kembali kepada Tuhan, kembali kepada Sang Hyang Widhi, sang Pencipta.
Jika ditarik kesimpulan dari keempat tapa Brata Penyepian tersebut adalah, manusia saat hari nyepi adalah mati suri atau melakukan hibernasi. Ini berdampak sangat baik bagi alam. Bayangkan, jika sehari saja kita tidak mengeluarkan polusi, bumi ini sudah berterima kasih. Maka akan timbul rasa keseimbangan manusia dengan alam.
Alangkah baiknya jika seluruh dunia melakukan Nyepi. Sekali lagi nyepi ini bukanlah semata-mata suatu ajaran agama Hindu. Ini adalah suatu kearifan Budaya Bali, hanya saja dijiwai dengan Agama agar terlihat kesakralannya. Nyepi adalah suatu konsep keselarasan Manusia dengan Alam. Siapapun bisa melaksanakan Nyepi. Bukan hanya untuk orang Bali atau Orang Hindu.
Itulah upacara adat yang sangat mempesona serta indah.